Headline News

Senin, 30 April 2012

Potensi Pariwisata Ranah Dikupas di ITB

Potensi Pariwisata Ranah Dikupas di ITB

padangmedia.com - BANDUNG – Potensi Pariwisata Ranah Minang yang dianugeahi negeri yang elok, dikupas di Kampus Intitut Teknologi Bandung (ITB), Dago, Bandung, Jawa Barat, dalam program acara Masyarakat Peduli Pariwisata Sumatra Barat (MAPPAS) Goes to Campus, Sabtu (28/4).

Empat pembicara yang tampil dalam acara yang digelar MAPPAS bersama Unit Pencinta Budaya Minang (UPBM) Bandung, masing-masing: Raseno Arya (Kasubdit Promosi Wisata Wilayah I, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) selaku keynote speaker, Yulnofrin Napilus (Sekjen Masyarakat Peduli Kereta Api Sumatra Barat), Agnes Rita (wartawati Harian Kompas) dan Yudi Febrianda (fotografer) membahas segala persoalan yang menyangkut dunia kepariwisataan ranah Minang masa lalu, masa kini dan masa depan.


Agnes Rita, wartawan Kompas yang lama bertugas di Sumatra Barat, menyebutkan nyaris tidak ada orang luar Minang yang pernah datang ke daerah ini yang tidak terkesan dengan keelokan negeri ini. Namun semua itu, kata dia, dimulai dari lidah turun ke hati.

Artinya, orang mengenal Sumatra Barat dimulai dengan lidahnya yang menyantap makanan Padang yang terkenal enak dan bisa di nikmati di hampir seluruh penjuru dunia. Namun dia juga melihat bahwa pariwisata Ranah Minang belum terkoordinasi dengan baik.

Yulnofrin Napilus yang dikenal amat getol mempromosikan pariwisata ranah melalui berbagai kegiatan dan media, mengatakan bahwa keindahan alam Minangkabau sangat mengundang decak kagum para pelancong ke daerah ini, Karena itulah, ia bersama teman-temannya lebih fokus ke dunia fotografi untuk mengabadikan dan mempromosikan keindahan alam Sumatra Barat. Sebab, sebuah karya foto yang bagus akan lebih dari 1000 kata yang indah untuk bercerita kepada calon wisatawan.

Perlu Kesungguhan

Raseno Arya dalam pemaparannya menjelaskan bagaimana Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif giat mempromosikan daerah ini hingga ke mancanegara, antara lain dengan event balap sepeda internasional Tour de Singkarak yang pada Juni depan merupakan tahun ke-4.

Tetapi, kata Raseno, yang namanya ‘urang awak’ memang masih sulit berubah untuk memahami pariwisata ini secara lebih baik. Orang kita sangat sulit senyum meski dikenal sebagai masyarakat yang ramah, jarang minta maaf bila tak melayani orang dengan baik, sulit mencari WR yang bersih yang berstandar internasional. “Yang saya lihat sudah berubah adalah kebiasaan menaikkan tarif dalam tempo sekejap bila melihat yang datang ke rumah warung mereka orang berduit,” katanya.

Terus terang, kata Raseno menambahkan, gulai kepala ikan di Sumatra Barat bisa berharga Rp75.000/potong. Padahal di Jakarta, orang cuma menjualnya sekitar Rp30.000 saja.

Untuk itu, Raseno mengajak MAPPAS agar menggelar acara dialog terbuka dengan dinas-dinas pariwisata se Sumatra Barat untuk membicarakan masa depan pariwisata ranah yang lebih terintegrasi, lebih santun dan lebih nyaman. “Kadang saya malu juga membicarakan yang jelek-jelek. Tetapi, itulah adanya,” kata Raseno.

Projek Officer acara MAPPAS Goes to Campus, Bot Sosani, dalam laporannya menyebutkan acara ini digelar karena pariwisata Sumatra Barat belum terekspos lebih luas. Karena itu, MAPPAS menggelar acara Goes to Campus ini yang untuk pertama kalinya dilakukan di Bandung.

Sekjen MAPPAS, Dedi Yusmen mewakili Ketua Umum MAPPAS, Nur’aini B. Prapdanu, menyebutkan bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan yang digelar oleh MAPPAS dalam berbagai bentuk. Namun demikian, ia sangat menyambut baik permintaan Raseno Arya agar MAPPAS juga memfasilitasi dialog pariwisata di Ranah untuk mengintegrasikan segala potensi yang dimiliki. (al)    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons