Headline News

Sabtu, 28 Januari 2012

TARI PAYUNG


Indonesia memiliki beragam jenis suku dan kebudayaan dengan corak masing-masing, bahasa, adat istiadat, tarian pengantar ritual, dan masyarakatnya. Misalnya, tari payung Sumatera Barat. Tarian klasik ini sampai sekarang masih sering dipentaskan di pertunjukkan seni dalam maupun luar negeri.

Tari payung muncul pertama kali di daerah Minangkabau, tempat budaya Sumatera Barat banyak berakar. Unsur Melayu terasa kental dalam gerakan tari payung. Tari klasik ini memang memiliki pakem tersendiri, namun tidak menutup kemungkinan mendapat sentuhan dari modernisasi Timur dan Barat.
Misalnya saja, dahulu tari payung menjadi salah satu pelengkap ritual adat di Minangkabau. Sekarang, setelah mendapat pengaruh seni modern, kedudukan tari payung bergeser menjadi pertunjukkan seni gerak dan tari populer yang tetap mengusung budaya nenek moyangnya.



Tari Payung asal Minangkabau yang saat ini telah banyak mengalami perubahan dan dikembangkan oleh senian-seniman tari terutama di Sumatra Barat. Tarian ini menggambarkan kasih sayang seorang kekasih yang dilambangkan dengan melindungi dengan payungnya. Payung menjadi icon bahwa keduanya menuju satu tujuannya yaitu membina rumah tangga yang baik. Tarian ini memang merupakan tari pergaulan muda-mudi sehingga dibawakan secara berpasang-pasangan. Selain menggunakan payung sebagai alat bantu yang dimainkan oleh penari pria, bisa juga ditambah dengan selendang untuk penari wanita. Musiknya cukup variatif, mulai dari agak pelan, lalu agak cepat dan cepat, sangat dinamis. Tari ini biasa dibawakan untuk memeriahkan acara pesta, pameran, dan lain sebagainya. Tari payung secara khusus ditampilkan pada acara pesta pernikahan adat Minang.
Lagu pengiringnya berjudul Babendi-bendi ke Sungai Tanang. Dalam lagu ini, dikisahkan sepasang suami istri yang sedang berbulan madu dan mandi di kolam bernama Sungai Tanang. Lebih khusus lagi, dalam tarian ini, payung merupakan simbol perlindungan suami terhadap istrinya.
Jumlah penari dalam tari payung selau genap dan selalu berpasangan, bisa tiga atau empat pasang. Kalaupun ada gerakan lelaki berpindah pasangan, bukan berarti hatinya terbagi dua atau lebih, namun itu hanya wujud dari kreasi yang dimainkan. Pada hakekatnya mereka hanya satu pasang, tetapi digambarkan dalam bentuk banyak. Hal ini bisa dlihat dari kostum yang dimainkan, dimana seluruh penari permpuan berpakaian sama, begitu dengan penari laki-laki yang semuanya juga sama. Payung yang dimainkan juga berbentuk sama.

Tari Payung sejak mulanya telah mengalami perkembangan yang oleh seniman-seniman muda Minagkabau. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh tingkat keilmuan yang sudah beragam. Pengaruh gaya dari mana saja masuk menyentuh wilayah seni, tidak terkecuali tari payung. Melayu merupakan unsur utama dalam mempengaruhi gerak tari payung. Begitu juga dengan pola gerak barat, sedikit banyak menyentuh wilayah ini. Seniman pembaharu tari payung menjadikan fungsi seni tari itu bergeser dari ritual adat menjadi seni untuk profan yang perkembangannya sangat pesat. Fungsi seni ritual tidak mengalami perkembangan yang berarti, karena seni ritual didukung oleh pakem-pakem yang jelas dan sulit untuk diubah, bahkan tidak mungkin untuk diubah, karena dia berkaitan dengan persolan adat yang memiliki hukum-hukum yang jelas. Berkaitan dengan hal itu, seniman pembaharu tari payung memasuki gerak-gerak yang inovatif supaya bisa menyeimbangkan antara seni profan dengan seni ritual. Mereka hanya memasuki wilayah seni profan yang memiliki potensi untuk dikembangkan dan dijual untuk masyarakat luas.
Seniman pembaharu tari payung melakukan tindakan dalam membentuk gaya baru dalam tari payung agar keteraturan dan arah yang diinginkan dalam dunia kreativitas bisa terjaga dengan baik tanpa adanya konflik yang merusak sosial itu sendiri. Sistem sosial di Minangkabau memiliki sebuah tipe tertentu yang berbeda dengan sistem sosial yang lain.
Berikut lirik dari lagu pengantar Tari Payung yang berjudul Babendi-bendi:

Babendi-bendi
Babendi..bendi
Ka sungai tanang
Aduhai sayang (2x)
Singgahlah mamatiak..singgahlah mamatiak
Bunga lembayung (2x)
Hati siapo..indak ka sanang aduhai sayang..(2x)
Mailek rang mudo..mailek rang mudo manari payung..(2x)
Hati siapo..hati siapo..indak ka sanang aduhai sayang..(2x)
Mailek si nona..mailek si nona manari payung..(2x)

Berbendi-bendi
Berbendi-bendi
Ke sungai tenang..aduhai sayang (2x)
Singgahlah memetik..singgahlah memetik bunga lembayung
Hati siapa..hati siapa tidaklah senang aduhai sayang (2x)
Melihat orang muda..melihat orang muda menari payung..
Hati siapa tidaklah senang aduhai sayang (2x)
Melihat si nona..melihat si nona..menari payung(2x)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons