Headline News

Sabtu, 28 Januari 2012

Pariwisata, Seni dan Budaya



Jembatan akar, objek turis yang potensial di Pesisir Selatan

Lembah Harau di Lima Puluh Kota

Ombak Kepulauan Mentawai jadi tantangan para peselancar


Pariwisata

Sumatera Barat memiliki hampir semua jenis objek wisata alam seperti lautpantaidanaugunung dan ngarai, selain objek wisata budaya. Akomodasi hotelsudah mulai banyak mulai dari kelas melati sampai bintang empat. Agen tour dan travel di bawah keanggotaan ASITA Sumatera Barat sudah lebih dari 100 buah. Untuk melengkapi fasilitas penunjang pariwisata, pemerintah juga menyediakan kereta api wisata yang beroperasi pada jam-jam tertentu.
Objek-objek wisata yang dikunjungi para wisatawan diantaranya, Jembatan Akar di kecamatan Bayang; Rumah Gadang Mande Rubiah di Lunang; Istana Kerajaan Inderapura di kecamatan Pancung SoalPulau Cingkuak dengan peninggalan Benteng Belanda dan Puncak Langkisau di Painan, kabupaten Pesisir SelatanDanau Maninjau dan Puncak Lawang Embum Pagi di kabupaten AgamLembah Anai; Istano Basa Pagaruyung, Danau Singkarak di kabupaten Tanah DatarDanau TalangDanau Diatas dan Danau Dibawah dikenal juga dengan sebutan Danau kembar di kabupaten Solok, Panorama Ngarai Sianok; Benteng Fort de Kock; Jam Gadang di kota Bukittinggi, Pantai Air Manis; Pantai Muaro; Pantai Caroline; Pulau Sikuai di kota Padang, Tempat wisata Harau di kabupaten Lima Puluh Kota, Tempat wisata Ngalau di kota Payakumbuh, Candi Padang; Prasasti Padang Roco di Kabupaten Dharmasraya, Pantai Kata; Pantai Gandoria di kota Pariaman, Pantai Arta; Malibo Anai di kabupaten Padang Pariaman.


Sementara itu berbagai informasi dan literatur sejarah mengenai Sumatera Barat dan kebudayaan Minangkabau secara umum dapat dijumpai di Pusat Dokumentasi Informasi Kebudayaan Minangkabau (PDIKM), yang terletak di tengah-tengah objek wisata Perkampungan Minangkabau (Minangkabau Village) dikota Padang Panjang. Di PDIKM terdapat berupa dokumentasi foto mikrograf surat kabar, pakaian tradisional, kaset rekaman lagu daerah, dokumentasi surat-surat kepemerintahan dan alur sejarah masyarakat Minangkabau secara terperinci khususnya semenjak abad 18 (periode penjajahan Belanda) hingga era 1980'an. Selain itu sumber literatur lain dapat ditelusuri di Perpustakaan KITLV (Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde) dan di PerpustakaanUniversitas Leiden, dua-duanya di LeidenBelanda.


Olahraga

Provinsi Sumatera Barat memiliki beberapa event olahraga yang berskala lokal, nasional maupun internasional dalam meningkatkan pariwisatanya, di antaranya lomba pacu kuda. Perlombaan pacu kuda ini sudah menjadi tradisi dan menjadi bagian dari budaya masyarakat Minangkabau khususnya, saat ini sudah menjadi rangkaian perlombaan dengan beberapa kota/kabupaten lain di Sumatera Barat yang mendapat kesempatan menjadi tuan rumah satu kali tiap tahunnya, sementara pesertanya juga ada dari luar Sumatera Barat.[17] Beberapa lapangan pacuan kuda tersebut tersebar di kota dan kabupaten yang ada dalam provinsi ini. Kota Padang dengan Lapangan Pacuan Kuda Tunggul Hitam, Kota Bukittinggi dengan Lapangan Pacuan Kuda Bukit Ambacang, Kota Payakumbuh denganLapangan Pacuan Kuda Kubu Gadang, Kota Padangpanjang dengan Lapangan Pacuan Kuda Bancah Laweh, Kota Solok dengan Lapangan Pacuan Kuda Ampang Kualo, Kota Sawahlunto dengan Lapangan Pacuan Kuda Bukit Kandih, Kabupaten Tanah Datar dengan Lapangan Pacuan Kuda Bukit Gombak, Kabupaten Padang Pariaman dengan Lapangan Pacuan Kuda Balah Aie.
Sementara Tour de Singkarak pada tahun 2011, memasuki tahun ketiganya. Kejuaraan ini secara resmi telah menjadi agenda perhelatan tahunan Union Cycliste Internationale (UCI). Tour de Singkarak melombakan tujuh etape melintasi 12 kabupaten/kota di Sumatera Barat dengan total jarak 743.5 kilometer. Perincian etape tersebut adalah Etape I Padang, Etape II Padang – Pariaman, Etape III Pariaman – Bukittinggi, Etape IV Bukittinggi – Payakumbuh, Etape V Payakumbuh – Sawahlunto, Etape VIA Sawahlunto – Pagaruyung, Etape VIB Pagaruyung – Padangpanjang dan Etape VII Padang Panjang – Danau Singkarak. Beberapa kawasan wisata menjadi bagian dari jalur lintasan lomba termasuk Lembah HarauDanau ManinjauKelok 44, dan danau kembar Diatas dan Dibawah.[18]
Disisi lain, cabang olahraga perahu naga (dragon boat) juga rutin dilaksanakan di Sumatera Barat. Seperti kejuaraan Perahu Naga Internasional di Padang yang mendatangkan peserta dari mancanegara dan luar provinsi, dan kejuaraan Dayung Tradisional di Pantai CarocokPainan dan Dharmasraya.


Musik

Nuansa Minangkabau yang ada di dalam setiap musik Sumatera Barat yang dicampur dengan jenis musik apapun saat ini pasti akan terlihat dari setiap karya lagu yang beredar di masyarat. Hal ini karena musik Minang bisa diracik dengan aliran musik jenis apapun sehingga enak didengar dan bisa diterima oleh masyarakat. Unsur musik pemberi nuansa terdiri dari instrumen alat musik tradisional saluangbansitalempongrabab, dan gandang tabuik.
Ada pula saluang jo dendang, yakni penyampaian dendang (cerita berlagu) yang diiringi saluang yang dikenal juga dengan nama sijobang[19].
Musik Minangkabau berupa instrumentalia dan lagu-lagu dari daerah ini pada umumnya bersifat melankolis. Hal ini berkaitan erat dengan struktur masyarakatnya yang memiliki rasa persaudaraan, hubungan kekeluargaan dan kecintaan akan kampung halaman yang tinggi ditunjang dengan kebiasaan pergi merantau.
Industri musik di Sumatera Barat semakin berkembang dengan munculnya seniman-seniman Minang yang bisa membaurkan musik modern ke dalam musik tradisional Minangkabau. Perkembangan musik Minang modern di Sumatera Barat sudah dimulai sejak tahun 1950-an ditandai dengan lahirnya Orkes Gumarang.
Elly KasimTiar Ramon dan Yan Juned adalah penyanyi daerah Sumatera Barat yang terkenal di era 1970-an hingga saat ini.
Perusahaan-perusahaan rekaman di Sumatera Barat antara lain: Tanama RecordPlanet RecordPitunang RecordSinar Padang RecordCaroline Record yang terletak di kota Padang dan Minang RecordGita Virma Record yang terletak di kota Bukittinggi.
Saat ini para penyanyi, pencipta lagu, dan penata musik di Sumatera Barat bernaung dibawah organisasi PAPPRI (Persatuan Artis Penyanyi Pencipta lagu Penata musik Rekaman Indonesia) dan PARMI (Persatuan Artis Minang Indonesia).
Randai2.ogg
Sebuah pertunjukan randai


Tarian tradisional

Secara garis besar seni tari dari Sumatera Barat adalah dari adat budaya etnis Minangkabau dan etnis Mentawai. Kekhasan seni tari Minangkabau umumnya dipengaruhi oleh agama Islam, keunikan adat matrilineal dan kebiasan merantau masyarakatnya juga memberi pengaruh besar dalam jiwa sebuah tari tradisi yang bersifat klasik, diantaranya Tari PasambahanTari PiringTari Payung dan Tari Indang. Sementara itu terdapat pula suatu pertunjukan khas etnis Minangkabau lainnya berupa perpaduan unik antara seni bela diri yang disebut silek dengan tarian, nyanyian dan seni peran (acting) yang dikenal dengan nama Randai[20].
Sedangkan untuk tarian khas etnis Mentawai disebut Turuk Laggai. Tarian Turuk Langai ini umumnya bercerita tentang tingkah laku hewan, sehingga judulnya pun disesuaikan dengan nama-nama hewan tersebut, misalnya tari burung, tari monyet, tari ayam, tari ular dan sebagainya[21].

Istano Basa di Pagaruyung dibangun dengan arsitektur khas Minang


Rumah Adat

Rumah adat Sumatera Barat khususnya dari etnis Minangkabau disebut Rumah Gadang. Rumah Gadang biasanya dibangun di atas sebidang tanah milik keluarga induk dalam suku/kaum tersebut secara turun temurun.[22] Tidak jauh dari komplek rumah gadang tersebut biasanya juga dibangun sebuah surau kaum yang berfungsi sebagai tempat ibadah dan tempat tinggal lelaki dewasa kaum tersebut namun belum menikah.
Rumah Gadang ini dibuat berbentuk empat persegi panjang dan dibagi atas dua bahagian muka dan belakang,[23] umumnya berbahan kayu, dan sepintas kelihatan seperti berbentuk rumah panggung dengan atap yang khas, menonjol seperti tanduk kerbau, masyarakat setempat menyebutnya Gonjong dan dahulunya atap ini berbahan ijuk sebelum berganti dengan atap seng. Rumah Bagonjong[24] ini menurut masyarakat setempat diilhami dari tambo, yang mengisahkan kedatangan nenek moyang mereka dengan kapal dari laut. Ciri khas lain rumah adat ini adalah tidak memakai paku besi tapi menggunakan pasak dari kayu, namun cukup kuat sebagai pengikat.[25]
Sementara etnis Mentawai juga memiliki rumah adat yang berbentuk rumah panggung besar dengan tinggi lantai dari tanah mencapai satu meter yang disebut dengan uma.[26] Uma ini dihuni oleh secara bersama oleh lima sampai sepuluh keluarga. Secara umum konstruksi uma ini dibangun tanpa menggunakan paku, tetapi dipasak dengan kayu serta sistem sambungan silang bertakik.


Senjata Tradisional

Senjata tradisional Sumatera Barat adalah Keris. Keris biasanya dipakai oleh kaum laki-laki dan diletakkan di sebelah depan, dan umumnya dipakai oleh para penghulu terutama dalam setiap acara resmi ada terutama dalam acara malewa gala atau pengukuhan gelar, selain itu juga biasa dipakai oleh para mempelai pria dalam acara majlis perkawinan yang masyarakat setempat menyebutnya baralek. Berbagai jenis senjata juga pernah digunakan seperti tombakpedang panjangpanahsumpit dan sebagainya.


Makanan dan Minuman


Nasi Kapau salah satu masakan di Sumatera Barat
Dalam dunia kuliner, Sumatera Barat terkenal dengan masakan Padang dan restoran Padang. Masakan Padang terkenal dengan citarasa yang pedas, serta dapat ditemukan hampir di seluruh penjuru Nusantara, bahkan sampai ke luar negeri[27].
Beberapa contoh makanan dari Sumatera Barat yang sangat populer adalah RendangSate PadangDendeng BaladoItiak Lado MudoSoto Padang, dan Bubur Kampiun.
Selain itu, Sumatera Barat juga memiliki ratusan resep, seperti kipang kacang, bareh randang, dakak-dakak, rakik maco, pinyaram, dan Karupuak Balado.
Selain itu Sumatera Barat, juga menghasilkan Kopi Luwak (Kopi Cirik Musang) yang berasal dari wilayah Batang Palupuah, Bukittinggi.
Setiap kawasan di Sumatera Barat, memiliki makanan sebagai ciri khas daerah, yang biasa dijadikan sebagai buah tangan (oleh-oleh) misalnya: kota Padangterkenal dengan bengkuangkota Padangpanjang terkenal dengan pergedel jaguangkota Bukittinggi dengan karupuak sanjaikota Payakumbuh dengangalamai.


Pers dan media


TVRI Sumatera Barat
Hampir keseluruhan saluran stasiun televisi nasional telah dapat menjangkau kawasan Sumatera Barat. Selain itu provinsi ini juga memiliki beberapa stasiun televisi lokal, seperti TVRI Sumatera BaratPadang TVMinang TelevisiTV EFavorit TV dan Bukittinggi Televisi (BiTV).
Rata-rata disetiap kabupaten dan kota di provinsi ini telah memiliki pemancar radio selain milik pemerintah juga swasta, seperti RRI Padang, Radio Classy FM, Radio Jelita FM, Radio SK FM, Radio Fanesa 5 FM dan sebagainya.
Sumatera Barat juga banyak memiliki media cetak jenis surat diantaranya ANTARA (Kantor Berita Indonesia) Biro Sumbar,[28] Harian Padang EkspresHarian HaluanHarian Singgalang dan lain-lain. Media cetak tersebut juga tersedia dan dapat diakses secara online melalui internet.
Pada awalnya Sumatera Courant merupakan koran pertama yang terbitkan di Sumatera Barat oleh pemerintah Hindia-Belanda pada tahun 1862. Selanjutnya tahun 1877 terbit Padangsche Handelsblad milik swasta. Kedua surat kabar ini menggunakan bahasa Belanda, dan baru pada tahun 1890 terbit surat kabar bulanan Pelita Kecil yang telah menggunakan bahasa Melayu.[29]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons